-->
close
close

kirikanan

CLOSE ADS
-->
CLOSE ADS

no-style

Iklan

Grebeg Suro Giri Kusumo Mranggen Demak Jateng

Selasa, 02 Agustus 2022, Agustus 02, 2022 WIB Last Updated 2022-08-02T11:15:11Z
AESENNEWSJATENG- Mranggen Demak - Keluarga Besar Pesantren Girikusumo dan Yayasan Ki Ageng Giri melaksanakan rutin kirab pusaka dan gunungan setiap Malam 1 Suro atau 1 Muharram. Pusaka yang dikirab berupa 3 jubah sesepuh pendiri dan pengasuh Pesantren Girikusumo dan Yayasan Ki Ageng Giri di Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Jawa Tengah.
"Kegiatan Garebek Suro ini memang kegiatan yang menjadi tradisi dan dilakukan setiap tahun di Pondok Pesantren Girikusumo. Adapun yang dikirab adalah jubah pusaka yang pertama adalah jubah pusaka Simbah KH M Hadi, kemudian jubah dari Simbah Zaenuri, dan juga jubah dari Simbah M Zuhri," jelas putra pengasuh Pesantren Giri Kusumo, M Hanif Maimun di lokasi, Jumat (29/7/2022).

Gus Hanif, biasa ia disapa, menjelaskan bahwa jubah tersebut merupakan jubah asli yang dikenakan pendiri dan pemimpin Pesantren Girikusomo semasa hidup. Ketiga pusaka tersebut dikirab dari Masjid Bait Asalam ke Makam Kasepuhan beserta 4 gunungan dan 1 tumpeng, dan tirta wening dalam 40 kendi.

"Sejarah singkat tiga jubah ini memang masih asli. Dulu adalah jubah-jubah yang diagem atau yang dipakai oleh para kasepuhan. Dalam hal ini yang pertama dari pendiri pondok Pesantren Girikusumo dan juga Yayasan Ki Ageng Giri yaitu Simbah Buyut KH M Hadi," terangnya.

Suasana Grebeg Suro di lingkungan Pesantren Girikusumo dan Yayasan Ki Ageng Giri di Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak, Jumat (29/7/2022) Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Semula Pengasuh Pesantren Girikusumo KH Munif Zuhri memulai acara dengan doa di halaman Masjid Bait Asalam. Lalu jubah dalam masing-masing tiga kotak tersebut diserahkan ke putra-putranya untuk memulai kirab.

Kemudian gunungan dan kendi kembali dibawa ke halaman pesantren yaitu halaman Masjid Bait Asalam untuk diperebutkan masyarakat dan jamaah.

"Adapun pusaka-pusaka yang lain selain dari jubah-jubah tersebut, ada air tirto wening yaitu air yang sudah diberikan wirid mujahadah oleh para asatidz yang ada di pesantren, sehingga harapannya ketika dibagikan para masyarakat dan jamaah bisa memberikan berkah, itu tujuan daripada kirab ini," terang Hanif.

Hanif menjelaskan bahwa tujuan dari kirab tersebut merupakan bentuk sedekah dari keluarga besar Pesantren Girikusomo dan Yayasan Ki Ageng Giri kepada masyarakat. Yaitu bentuk syukur agar terhindar dari balak dan agar diberikan kemakmuran di kemudian hari.

Ia menambahkan bahwa ritual kirab tersebut selalu terlaksana setiap 1 muharam. Tahun ini pihaknya kembali melaksanakan secara umum.

"Kegiatan ini memang secara rutin tidak pernah berhenti, jadi setiap tahun memang kita adakan. Hanya saja kemarin ketika awal pandemi itu kita tidak mengadakan acara secara besar besaran. Nah ini karena di tahun ini kami melihat sudah agak longgar seperti itu, oleh karena itu dengan izin beberapa kasepuhan acara ini bisa berlangsung secara umum," pungkasnya.

Suasana Grebeg Suro di lingkungan Pesantren Girikusumo dan Yayasan Ki Ageng Giri di Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak, Jumat (29/7/2022) Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng
Sementara itu pantauan di lokasi rebutan gunungan dan tumpeng nampak meriah di halaman Masjid Bait Asalam. 4 gunungan menjulang tinggi dan 1 tumpeng tersebut sirna dalam hitungan detik sesuai didoakan pihak pesantren.

Satu warga Desa Banyumeneng, Rodhiyah, mendapatkan kangkung dan wortel dalam rebutan gunungan tersebut. Ia mengatakan akan memasaknya di rumah.

"Iya, ini untuk mendapatkan berkah. Dari Mbah Munif. Asli Banyumeneng, ngajar di sini juga," ucapnya kepada awak media.02-08-2022.(Hadi P.)
Komentar

Tampilkan

  • Grebeg Suro Giri Kusumo Mranggen Demak Jateng
  • 0

Terkini

Topik Populer

Mtultiplek

Close x