Pada kesempatan itu, Fahrizal mendorong seluruh instansi terkait membuat program tepat sasaran pencegahan stunting dan bisa mengajak masyarakat dalam pemanfaatan potensi sumber daya untuk pemenuhan gizi keluarganya. Salah satunya, memanfaatkan pekarangan rumah untuk mengembangkan usaha beternak ayam atau ikan.
Menurutnya, ini juga sebagai langkah dalam meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan di Provinsi Lampung.
"Kita harus bangun mental kita untuk maju dan bangkit dengan membangun potensi diri. Pemikiran-pemikiran ini yang harus dibangun," katanya.
Menurut Fahrizal, selain program-program yang ada seperti pendampingan mulai dari calon pengantin, merencanakan kehamilan, ibu hamil dan pasca persalinan serta mengawal pertumbuhan bayi, masyarakat harus mempunyai inovasi dan membangun potensi diri dengan memanfaatkan sumber daya didaerahnya didalam pemenuhan gizi keluarganya.
Untuk itu, Ia meminta instansi terkait dapat memberikan literasi kepada masyarakat tentang pentingnya kebutuhan gizi dan mendorong potensi sumber daya yang ada.
"Kita membuat program-program yang benar-benar mendasar dan tepat sasaran, bagaimana literasi masyarakat tentang gizi dan bagaimana potensi sumber daya di desa untuk memenuhi gizi keluarga harus kita dorong," ujar Fahrizal.
Kegiatan ini bertema "Wujudkan Generasi Emas Bebas Stunting untuk Lampung Berjaya melalui Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) Lima Pilar dan Kampung Keluarga Berkualitas".
Fahrizal juga menyebutkan hadirnya program unggulan Pemerintah Provinsi Lampung yaitu Smart Village, menjawab persoalan-persoalan tersebut.
"Ini sangat sejalan dengan topik kita hari ini membuat suatu kebijakan pembangunan berwawasan kependudukan dan kampung keluarga berkualitas di Provinsi Lampung. Salah satu program unggulan yaitu Smart Village ini sudah bisa menjawab," ujarnya.
Fahrizal mengatakan semua harus optimis terhadap penurunan angka stunting Provinsi Lampung bisa mencapai target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat di tahun 2024 sebesar 14 persen.
Sebab pada tahun 2022, berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Provinsi Lampung masuk dalam tiga besar provinsi dengan angka prevalensi terendah secara nasional yaitu 15,2%.
"Kita harus optimistis tinggal sedikit lagi, didorong sedikit lagi," katanya.
Dalam kesempatan itu, Fahrizal meminta seluruh instansi yang terkait untuk saling berkolaborasi sehingga menciptakan SDM yang sehat, kuat dan berdaya daya saing demi menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Kita harus sadar betul untuk membangun daerah dan bangsa ini dimulai dari pembangunan SDM. Supaya SDM kita sehat, kuat, punya semangat dan punya daya saing," ujarnya (red).